Postingan

Modul 3.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual-Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

  Modul 3.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual-Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran   Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?                  Jawab: Saya akan melakukan beberapa hal yaitu : a.         Terlebih dahulu hal yang akan saya lakukan adalah berkoordinasi kepada kepala sekolah selaku pemangku kebijakan tertinggi disekolah b.        Kemudian meminta izin untuk melakukan sosialisasi dan pengimbasan praktik baik kepada rekan guru lainnya di sekolah mengenai ilmu dan pengetahuan yang saya dapatkan dalam program pendidikan guru penggerak ini. c.         Melalui Komunitas Praktisi yang sudah terbentuk di sekolah, saya dan rekan CGP di sekolah berkolaborasi untuk berbagi/mentransfer pengetahuan yang saya dapatkan pada PGP ini, serta saya juga akan berbagi pengalaman praktik baik yang telah saya lakukan selama mengikuti program guru penggerak kepada anggota Komunitas Pra

Tugas Modul 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

  Tugas Modul 3.1.a.9. Koneksi Antar Materi: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Perkenalkan saya Romitar Halomoan Situmorang, S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 4 dari UPTD SDN 013828 Manis, Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya yaitu Bapak Budi Eko Cahyono, M.Pd dan Pengajar Praktik saya Bapak Zulham Ependi, S.Pd,  yang selalu membimbing, mengarahkan, memberikan support, dan mendampingi saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini. Izinkan saya dalam kesempatan ini membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya coba membahasnya satu per satu. 1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Pr
 Manglingi   Sore itu handphoneku berdering, ternyata panggilan konferensi dari ketiga sahabatku. Katakanlah namanya Kak Mawar, Bu Melati dan Kenanga. Kak Mawar usianya dua tahun lebih tua dariku, sementara Bu Melati satu tahun lebih muda dang Kenanga tiga tahun lebih muda dariku.   Mereka bertiga adalah sahabat yang kemanapun kami pergi selalu bersama, suka dan duka kami bagi bersama. Latar belakang kehidupan kami juga hampir sama, hidup di   kalangan sederhana dengan kondisi sosial lingkungan masyarakat Jawa. Hal ini membuat kami berempat semakin klop dalam berbagai hal apalagi ketika bersendagurau.   Sengaja tidak kutulis nama sebenarnya, agar aku lebih leluasa dalam mengekspresikan tulisanku. Alasannya adalah sangat sederhana, karena dua dari tiga nama tersebut aktif dalam grup GuLi tercinta kita ini. Kejadian ini juga terjadi sudah sangat lama, lebih kurang sepuluh tahun lalu.   “Assalamualaikum.” Sambutku mengawali percakapan dalam telepon tersebut. Ketiga sah
  Torehan Akhir 2021 Ribuan senja telah kulalui, ribuan sunup juga telah kulewati. Semuanya memberikan torehan pelajaran yang perlahan menyusup dihati dan membentuk karakter yang bersatu dengan jiwa. Bagiku, diriku adalah pahatan dan ukiran perjalanan dari waktu ke waktu yang kulalui. Aku adalah aku dan tidak akan bisa sama dengan mereka. Sikapku adalah seni kehidupan yang sudah kuupayakan sebaik mungkin. Jikapun orang lain tidak berkenan dengan seni hidupku, bagiku itu bukanlah sesuatu yang harus kupaksakan, selagi itu tidak merugikan orang lain.   Terkadang apa yang terasa seperti akhir sering kali merupakan awal sebuah perjalanan. Kesalahan-kesalahan dalam perjalanan hidupku tentu akan menjadi permulaan pembaharuan sikap menuju perbaikan, meski kadang ritmenya akan menjadi maju dan mundur.   Akhir tahun bukanlah akhir atau awal, tetapi sebuah proses, dengan semua kebijaksanaan yang dapat ditanamkan oleh pengalaman dalam diri kita. Tentunya sebagai insan, kesalahan, kekhila
Gambar
  LAPORAN HASIL MODUL 1.4.a.10.2 AKSI NYATA –BUDAYA POSITIF ROMITAR HALOMOAN SITUMORANG, S.Pd CGP ANGKATAN 4 ASAHAN MENYUSUN KEYAKINAN KELAS SEBAGAI BUDAYA POSITIF di SDN 013828 MANIS KECAMATAN : PULAU RAKYAT KABUPATEN  :  ASAHAN   A.       LATAR BELAKANG Makna Pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarkat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dan Sekolah adalah tempat untuk membentuk karakter peserta didik melalui pembelajaran yang berpihak pada anak, dengan pembiasaan-pembiasaan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut, penting sekali penerapan budaya positif sekolah dalam pembiasaan sehari-hari untuk penanaman budi pekerti siswa sebagai pembentukan karakter. Budaya positif di Sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Sa